Sabtu, 08 Oktober 2011

Pandangan kristen yang salah terhadap Islam

Becker menulis dalam bukunya Christianity and ISlam hal 28-33
“Pandangan Muhammad yang asli bahwa agama-agama sebelumnya didirikan atas kehendak Allah dan dengan wahyu ilahi, mendorong dia maupun khalifah-khalifahnya membuat satu konsepsi, pemeluk-pemeluk agama lain tidak boleh dipaksa untuk memeluk agama Islam. Mereka dibiarkan beribadah menurut agamanya dengan tidak terganggu, kalau mereka menyerah dengan tiada bertempur, bahkan mereka dilindungi terhadap musuh-musuh mereka, sebagai ganti bahwa mereka harus membayar pajak …. Akan jauh dari kebenaran apabila dianggap bahwa pasukan prajurit yang bertolak dari tanah Arab sebagai orang-orang yang diilhami oleh gairah nafsu keagamaan atau menganggap mereka mengandung sifat fanatik seperti mula-mula dibangkitkan oleh pasukan-pasukan tentara Salib, dan bahkan dalam tingkat yang lebih hebat lagi oleh peperangan-peperangan dengan Turki di sini sama sekali tidak ada sifat fanatik anti Kristen. Bahkan dalam tahun-tahun permulaannya, kaum Muslimin tidak menolak bersembahyang di satu tempat yang sama dengan orang-orang Kristen…..
Dalam hal apa saja, permusuha agama hanyalah satu gejala bawahan. Hal ini merupakan pertumbuhan berangsur-angsur yang nampaknya mulai secara serentak dalam abad pertama di bawah pengaruh idea idea yang diambil dari agama Kristen. Nampaknya agak paradox untuk menegaskan bahwa pengaruh agama Kristenlah yang mula-mula membawa Islam ke arah permusuhan agama dan Islam mempersenjatai dirinya dengan pedang terhadap Kristen. Sikap kaum Muslimin mungkin sekali, apabila kita menyadari sifat tak acuhnya terhadap kepercayaan-kepercayaan lain, sama sekali tidak pernah intoleran seperti sikap pada agama Kristen pada waktu itu …. Lagi pula sepanjang masa, terutama dalam abad pertama itu, kedudukan agama Kristen sangat patut beroleh sikap toleransi, sekalipun kaum Muslimin pada waktu itu menganggapnya sebagai golongan yang lebih rendah. Orang Kristen dapat menjabat jabatan yang paling tinggi dalam Negara, bahkan sebagai Wazir, dengan tidak dipaksa untuk melepaskan agamanya. Bahkan dalam masa perang Salib, ketika oposisi agama sangat menghebat, juga ini karena politik Kristen, pegawai-pegawai Kristen tetap saja ikut berkuasa, kalau tidak demikian, ahli-ahli teori kaum muslimin tidak akan mengeluarkan kritik-kritik pedas terhadap penempatan orang-orang Kristen dalam jabatan-jabatan pemerintahan. Wajarlah bahwa orang-orang bernafsu muncul pada setiap saat di Pihak Islam maupun di pihak Kristen, dan sewaktu-waktu tindakan-tindakan penindasan sendiri-sendiri terjadi, tetapi hal ini hanya perkecualian. Hingga abad ke sebelas arak-arakan mengantar mayat dapat melalui jalan-jalan besar di Baghdad dengan segala lambang-lambang Kristen, dan gangguan-gangguan hanya tercatat sebagai pengecualian. Di Mesir pesta-pesta agama Kristen dalam bagian yang tertentu sama sebagai hari-hari suci bagi ummat Islam. Kita hanya harus mengingat bahwa hal ini berlawanan dengan keadaan dalam suatu kerajaan Kristen dalam awal-awal Abad Pertengahan. Peperangan Salib, Peperangan Turki, dan expansi besar Eropah, melebarkan jurang antara Kristen dan Islam, dan sementara dunia Timur dididik secara berangsur-angsur di bawah pengaruh gereja, pertentangan itu makin mendalam. Namun teori, bahwa penakluk-penakluk Islam dan pengikut-pengikut mereka diilhami oleh kebencian fanatik terhadap Kristen, adalah khayal yang diada-adakan oleh orang-orang Kristen.”

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas kunjungan Anda,dan mohon kritik dan sarannya untuk saya,agar saya dapat menampilkan blog ini lebih berisi dan sempurna.